Selasa, 25 September 2018

Aku Pengarang: Chairil Anwar


Aku
Pengarang: Chairil Anwar
Kalau sampai waktuku
‘Ku
mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari
kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka
dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan
aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi


Maret 1943

MARS GP ANSOR


MARS GP ANSOR
Darah dan nyawa telah kuberikan
Syuhada rebah Allahu Akbar
Kini bebas rantai ikatan
Negara jaya Islam yang benar
Berkibar tinggi panji gerakan
Iman di dada patriot perkasa
Ansor maju satu barisan
Seribu rintangan patah semua
Tegakkan yang adil hancurkan yang dzalim
Makmur semua lenyap yang nista
Allahu Akbar - Allahu Akbar
Pajar baja gerakan kita
Bangkitlah bangkit putra pertiwi
Tiada gentar dada ke muka
Bela agama bangsa negeri


CONTOH KLIPING PUISI




BAHASA INDONESIA
MEMBUAT PUISI (ANTOLOGI)
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
AMBAR ANISA MULYA
VIII B

SMP NEGERI 6 KOTABUMI
DAFTAR ISI :
1.  Petani yang tak pernah lelah..........................
2.  Alam yang indah............................................
3.  Dunia tempatku..............................................
4.  Mentari...........................................................
5.  kasih sayang ibu.............................................
6.  kerja keras ayah..............................................
7.  guruku............................................................
8.  pahlawanku....................................................
9.  bunga..............................................................
10.                   sahabatku yang terbaik............................
11.                   plagiator...................................................
12.                   padamu jua...............................................
13.                   hijau dalam mimpi...................................
14.                   pagi di bumi telong..................................
15.                   kepada koruptor.......................................
16.                   tanah kelahiran........................................
17.                   bingkai kehidupan...................................
18.                   benteng....................................................
19.                   perempuan-perempuan perkasa..............
20.                   alam desaku.............................................
21.                   kerendahan hati........................................





PETANI YANG TAK PERNAH LELAH
(Karya: Ambar Anisa M.)

Wahai petani...
Apakah engkau tak lelah?
Engkau bekerja setiap hari
Demi menafkahi keluargamu
Berangkat di pagi buta
Dan pulang disore hari menjelang malam
Kau tak peduli dengan dirimu sendiri
Kau hanya peduli dengan kerja kerasmu
Jasamu tidak hanya berguna bagi keluargamu
Tetapi juga berguna bagi orang lain
Petani oh petani...
Kami berterimakasih padamu
Karna engkau  kami bisa hidup

ALAM YANG INDAH
(Karya: Ambar Anisa M.)
Alam...
Keindahanmu membuatku teresona
Hijau daunmu sangatlah memikat hatiku
Anginmu membuat hatiku sejuk
Alam oh alam
          Lautmu berkilauan seperti permata
Jika terkena sinarnya matahari
Gunungmu sangatlah tinggi
Alam...
Dunia ini sunyi tanamu alam
Alam oh alam 
Kau warisan dunia yang sangat indah


DUNIA TEMPATKU
(Karya: Ambar Anisa M.)
Dunia...
Kau adalah tempatku untuk hidup
Tempatku mencari makan
Temppatku mencari amal
Dan tempat terakhirku, yaitu mati

Dunia oh dunia
Kau memiliki segalanya
Alam yang indah
Pantai yang berombak dan
Makhluk hidup yang menematinya

Tanpa kau dunia
Mungkin tak akan ada kehidupan
Tak akan ada alam
Dan tak akan ada kehidupan
                                    Dunia . . .
                                   Kau tempatku hidup dan mati








MENTARI
(Karya: Ambar Anisa M.)
Mentari...
Kau terbit dari timur
Lalu kau akan menyinari dunia ini
Tanpa kau mungkin dunia ini akan gelap
Ketika kau mulai tenggelam di barat
Maka,dunia ini akan gelap
Aku menginginkan malam hari
Berakhir dengan cepat
Lalu, diganti dengan siang hari yang cerah
Mentari oh mentari
Kau cahaya yang sangat cerah
Bagi dunia ini

KASIH SAYANG IBU
(Karya: Ambar Anisa M.)
Ibu . . .
Kasih sayang mu pada anakmu
Seperti samudra, langit, daratan,
bahkan bumi keseluruhan
yang tak bisa terhitung
          Ibu . . .
          Aku berhutang padamU
          Mekipun tak ku bayareng
          Engkau tak menagih
          Sedikitpun
Engkau telahmemberiku nilai
Yang tak mungkin ku bayar
Entah dengan cara apa
Aku harus membayarnya
Mungkin, aku hanya bisa
Membayarnya dengan cara mengabdi


KERJA KERAS AYAH
(Karya: Ambar Anisa M.)
Bila kulihat ayah
Ia tekun bekerja
Dengan tangan kotor penuh debu
Letih tersurat di wajahnya
Keringat yang mengucur pada tubuhnya
Ayah . . .
Aku ingin membanting tulang
Dan engkau cukup beritirahat
Tapi, apa daya
Aku belum mampu untuk melakanakannya
Ayah . . .
Walaupun aku belum
Mampu membantumu
Tapi, doaku menyertaimu

GURUKU
(Karya: Ambar Anisa M.)
Guru . . .
Kau bagaikan cahaya
Yang sangat cerah
Kau adalah penerang bagi hidupku,
Bangsaku, dan cita-citaku
Guru . . .
Kau tak pernah berhenti
Mengajariku membaca,
Mengeja, menulis,
Sampai aku mengerti
Engkau akan selalu terkenang di hatiku
Dan bayang-bayangmu selalu
Menghantui hidupku
Oh . . . guru
Kau bagaikan surga bagi cita-citaku

PAHLAWANKU
(Karya: Ambar Ania M.)
Wahai pahlawan
Jasamu sangat besar bagi bangsa ini
Engkau rela mati
demi mempertahankan negri ini
dari orang-orang asing
          Pahlawan . . .
          Engkau tak gentar maju bertempur
          Hingga luka sekujur tubur
          Sampai darah keluar dari tubuhmu
Mari kita hormati para pahlawan
Yang sekarang telah pergi
Demi memperjuangkan nasib kita
Oh . . . pahlawan
Engkau adalah manusia yang sangat berjasa

BUNGA
(Karya: Ambar Anisa M.)
Bunga . . .
Baumu wangi sekali
Seperti wangi parfum
Dari negri surga
Bunga . . .
warnamu banyak sekali
Seperti warna pelangi
Di kala hujan t`urun
Di Siang hari
Bunga . . .
Kau tumbuhan yang paling sempurna
Bagi alam ini
Setiap orang ketika melihatmu
Pasti mereka akan terpesona
Bunga . . .
Aku ingin memilikimu
SAHABATKU YANG TERBAIK
(Karya: Ambar Anisa M.)
Sahabat . . .
Kaulah teman terbaiku
Kau selalu ada disampingku
Disaat suka maupun duka
Kau selalu etia denganku
          Sahabat . . .
          Ketika ku sedih
          Kau selalu menghiburku
          Ketika ku gembira
          Kau juga gembira
Oh . . . sahabat
Mungkin, apa yang kuberikan
Bagimu tak bernilai
Tapi, kemanusiaanku menyurku










BAHASA INDONESIA
PUISI

P
L
A
G
I
A
T
O
R
Oleh: Ambar Anisa Mulya


PADAMU JUA
(Karya: Amir Hamzah)

Habis kikis
Segala cintaku hilang terbang
Pulang kembali aku padamu
Seperti dahulu
Kaulah kandil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar setia selalu
Satu kekasihku
Aku manusia
Rindu sara
Rindu rupa
Dimana engkau
Rupa tiada
Suara sayup
Hanya kata merangkai hati
Engkau cemburu
Engkau ganas
Mangsa aku dalam cakarmu
Bertukar tangkap dengan lepas
Nanas aku, gila sasar
Sayang berulang padamu jua
Engkau pelik menarik angin
Berupa darah dibalik tirai
Kasihmu sunyi
Menunggu seorang diri
Lalu waktu-bukan giliranku
Matahari-bukan kawanku





HIJAU DALAM MIMPI
(Karya: S.S Saputra)
Ketika dulu aku kecil
Hijau alam masih membentang luas
Ketika dulu aku kecil
Kicau burung masih bernyanyi bebas
Kini. . .
Alam kian tak ramah dan meranggas
Ataukah manusia yang kian tak puas?
Hijau itu kini kian memudardalam mimpi
Kicau ini kini menghilang dalam sepi
Tertegun aku, diam, dan membisu
Inikah warisan untuk sang Cucu?

PAGI DI BUMI TELONG
(Karya: L.K. Ara)
Pada mulanya seberkas sinar
Menghinggapkan gelap di Bumi Telong
Lalu gelap dan kabut menyingkir
Pagi menyanyikan kehidupan baru
Pucuk dan rumput mengombak hijau
Hijau harapan di jantung hidup
Di Bumi Telong dini pagi
Ada kelahiran di diri
Jalan pagi dan cerah
Lewatkan siapa suka
Hati-hati menjejakkan kaki, juwita
Desahkan napas dara mulia
Pagi begitu bayi masih
Begitu mungil begitu kudus
Jangan nodai kebeningan asli
Dengan cereceh pangkal dan harta



KEPADA KORUPTOR
          (Karya: Abdurahman Faiz)
Gantilah makanan bapak
Dengan nasi putih, sayur, dan daging
Jangan makan uang kami
Lihatlah air mata pada bocah
Yang menderas di setiap lampu merah
Jalan-jalan Jakarta
Dengan jeritan lapar mereka
Di pengungsian
Yang ingin sekolah
          Telah Bapak saksikan
Orang-orang miskin memenuhi
          Seluruh negri
          Tidakkah menggetarkan Bapak?
Tolong, Pak
Gantilah makanan bapak
Seperti manusia
Jangan makan uang kami














TANAH KELAHIRAN
(Karya: Ramadhan, K.H.)
Berbelit membiru jalan
Ke Gede dan Pangrao
Lewat musim penghujan
Gadis-gadis menyongsong pagi
Di pucuk-pucuk teh yang mengeliat,
Di katil orang lainmenanti.
Berbelit membiru jalan
Ke Gede dan Pangrao
Lewat angin dari selatan
Ujang- ujang menyongsong hari
Memikul kentang ubi galian,
Dengan belati orang lain menanti.
Berbelit membiru jalan
Ke Gede dan Pangrao,
Juga dinanti ditikam orang.

BINGKAI KEHIDUPAN
(Karya: Diana Wijayanti)
Ada peristiwa indah
Ada peristiwa pahit
Keduanya sama dengan suratan takdir
          Ada kebahagiaan
          Ada kepedihan
          Keduanya sama dengan suratan takdir
Bingkai kehidupan
Kadang kejam
Kadang lambat
          Keduanya sama dalam suratan takdir
          bingkai kehidupan
          Terselimut dalam uratan takdir


BENTENG
(Karya: Taufik Ismail)
Sesudah panas siang yang meletihkan
Sehabis tembak-tambakanyang tak bisa kita balas
Dan kita kembali ke kampus ini berlindung
Di lantai bungkus nasi bertebaran
Dari para dermawan tidak dikenal
Kulit buku dan pecahan kulit rambutan
Lewatlah di samping Kontingen Bandung
Ada yang berjaket Bogor mereka dari mana-mana
Semuanya kumal, semuanya tak bicara
Tapi kita tidak akan terpatahkan
Oleh seribu senjata dari seribu tiran
Tak sempat lagi kita pikirkan
Kuperlukan-kupelukan kecil seharian
Studi, kamar tumpangan dan percintaan
Kita tak tahu apa yangakan terjadi sebentar malam
Kita mesti siap saban waktu, siap saban jam













PEREMPUAN-PEREMPUAN PERKASA
(Karya: Hartoyo Andangjaya)
Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta
Dari manakah mereka
Ke stasiun kereta mereka datangdari bukit-bukit desa
Sebelum peluit kereta api terjaga
Sebelum hari bermula dalam kerja
          Perempuan-perempuan yang membawa bakul dalam kereta
          Ke manakah mereka
          Di atas roda-roda baja mereka berkendara
          Mereka berlomba dengan surya menuju kegerbang kota
          Merebut hidup di pasar-pasar kota
Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta
Siapakah mereka
Mereka ialah ibu-ibu berhati baja, perempuan-perempuan perkasa
Akar-akar yang melata dari tanah perbukitanturun ke kota
Mereka: cinta kasih yang bergerak

ALAM DESAKU
(Karya: Sastrawijaya)
Kulihat sawah membentang
Warna hijau bagai permata alam
Kucoba telusuri jalan
Akankah tetap begitu
          Kuingin tetap begini
          Terlihat apa adanya
          Kuingin tetap begitu
          Terlihat kenyataannya
Mentari mulai tenggelam
Dan . . . aku pun tetap disini
Menikmati alam yang ada
Anugerah dari yang kuasa
Oh . . . alam desaku
. . . aman dan damai
Oh . . . alam desaku
KERENDAHAN HATI
(Karya: taufik Ismail)
Kalau engkau tak mampu menjadi beringin
Yang tegak di puncak bukit
Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik,
Yang tumbuh di tepi danau
          Kalau kamu tak sanggupmenjadi belukar,
          Jadilah saja rumput, tetapi rumput yang
          Memperkuat tanggul pinggiran jalan
Kalau engkau tak mampumenjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
Membawa orang ke mata air
          Tidakkah semua menjadi kapten
Tentu harus ada awak kapalnya. . .
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan
Tinggi rendahnya nilai darimu
Jadilah saja dirimu. . .
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri